Kekayaan hanya mampu membeli lampu penerang yang tak bisa menerangi hati manusia.
Tokoh penting Singapura, Lee Kuan Yew, pernah mengingatkan generasi mudanya : “ Hidup bukan cuma untuk sepotong roti. Masih ada bianglala di langit Singapura. Keberhasilan pembangunan fisik bukan segala-galanya dalam hidup ini. ”Ungkapan arif demi melihat kembali keluhuran tujuan hidup bukan tanpa alasan. Sekarang kita melihat generasi muda bangsa di dunia...
Membangun Peradaban
Belalang menjadi burung elang,
Kutu menjadi kura-kura,
dan Ulat berubah menjadi naga.
Itulah syair pujangga Abdullah Abdul Qadir al-Munsyi, ditulis pertengahan abad 19. Sekilas ia seperti sedang bicara evolusi Darwin, atau cerita bim salabim ala Herry Porter. Tapi sejatinya ia sedang bicara tentang perubahan yang aneh. Perubahan tentang bangsanya yang kehilangan adab.
Metafora ini mudah diterima oleh bangsa Melayu, tapi tidak bagi orang Jawa....
Langganan:
Postingan (Atom)