DEPAN

DEPAN
Photobucket

Berbuat Adil

Sabtu, 13 Februari 2010



  Oleh: Ustd. Abdurrahman Muhammad
Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa…” (Al-Maidah)(5)8)
Sekalipun tidak ada tuntunan dari Rasulullah Shalalallahu ‘alaihi wa salam  (SAW), tapi hampir semua khatib selalu menutup khutbah Jumatnyaa dengan menyitir surah An-Nahl (16):90. Ayat ini memerintahkan untuk berbuat adil dan ihsan.
Tradisi mengutip ayat tersebut, dimulai pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Azis yang menghendaki agar perlakuan tidak adil kepada Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu (RA) dan keluarganya segera dihentikan. Dalam pandangan Umar bin Abdul Azis, Ali adalah sahabat utama Rasulullah SAW yang sepatutnya mendapatkan penghormatan dan perlakuan yang istimewa. Bukan sebaliknya, dihujat, difitnah, dan dilecehkan.

Fitnah terhadap Ali dan para pendukungnya sudah diluar batas kewajaran. Caci maki dan fitnah terhadap keluarga Ali tidak saja dilakukan di wilayah privat, tapi juga ditempat-tempat umum, bahkan di masjid-masjid. Tak sedikit di antara para Khatib yang memanfaatkan mimbar  Jumat sebagai ajang caci maki terhadap Ali dan keluarganya. Padahal, semua orang tahu bahwa Ali adalah orang pertama dari kelompok anak muda yang masuk Islam. Ia kelurga dekat, juga menantu kesayangan Rasulullah SAW. Ali mengikuti hampir semua peperangan menghadapi kaum kafir. Ia sahabat utama yang cerdas sekaligus pemberani. Bahkan ia tergolong sepuluh sahabat yang di jamin masuk surga oleh RAsulullah SAW.

Politik seringkali kejam dan tak berkeprimanusiaan. Fitnah, caci maki, dan pembunuhan karakter kepada orang-orang yang dianggap lawan politiknya dianggap biasa dan lumrah, walaupun lawan politik itu adalah saudara sesama Muslim, atau bahkan saudara kandung. Para pendukung partai pollitik sering “gelap mata”, menganggap apa saja yang datang dari lawan politiknya adalah salah. Sebaliknya, apa yang datang dari partai politiknya adalah benar semua.

Ialam tidak melarang kaum Muslimin  untuk berpolitik, bahkan Islam dan politik seharusnya tidak boleh dipisahkan. Tetapi, hal prinsip yang harus dipegang kuat-kuat bahwa politik yang dijalankan kaum Muslimin adalah politik yang mengedepankan keadilan, dan memihak kepada kebenaran.

Dalam pandangan Islam, keadilan bukan sekedar seruan atau perintah agama. Keadilan adalah sebuah fitrah. Barang siapa yang mencoba-coba berbuat tidak adil, mereka akan merasakan akibatnya, baik secara langsung maupuin tidak langsung. Baik yang bersifat jasadiyah maupun ruhiyah.

Politik Islam hendaknya dapat memperjuangkan dan menegakkan suatu sistem kemanusiaan yang adil, yang menjamin semua pihak mendapatkan hak-hak dasarnya sebagai makhluk yang terhormat dan bermartabat. Sebuah sistem yang menjamin rakyat kecil mendapatkan haknya tanpa rasa takut dari intimidasi dan tekanan para penguasa. Sebuah sistem yang menjamin keadilan distribusi kekayaan dan aset negara. Itulah misi yang diemban para Rasul.

Al-Qur’an mencatat beberapa penguasa yang mengabaikan dan melawan keadilan, satu diantaranya adalah Fir’aun. Terhadap perilaku Fir’aun yang mengabaikan nilai-nilai tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) mendatangkan seorang Rasul yang bertugas untuk mengingatkannya. Ia adalah Nabi Musa Alaihisallam (AS), yang tak lain adalah anak asuhnya sendiri. Ketika peringatan tak lagi dapat menembus kesadarannya, Allah SWT mendatangkan bencana dan menistakannya selama-lamanya.

“Barangsipa yang menguasai umat dari umatku, sedikit atau banyak lalu ia tidak berlaku adil terhadap mereka, maka Allah akan menjerumuskan mukanya ke dalam neraka.” (Riwayat Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam bishawab.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template Information

Contact Us

Kotak Pesan

Random Post

husnah

statistics

visitor

Followers

Copyright © Hidayatullah Medan All Rights Reserved • Design by Dzignine
best suvaudi suvinfiniti suv